Belum adanya bantuan makanan dari pemerintah setempat membuat para pengungsi banjir di posko pengungsian Masjid Besar As-Shofia, bergantung kepada para pedagang makanan dan minuman di pelataran Masjid Besar Ash-Shofia, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Minggu (13/3)
Salah satu pedagang Danis Syukur (22) mengatakan, mie instan adalah makanan yang paling banyak diminati. Tak hanya mie, ia pun menjual berbagai macam makanan ringan, kopi, bahkan hingga bakso ikan. Danis membawa barang dagangannya menggunakan perahu. Dibantu dengan beberapa karyawannya, ia membutuhkan dua kali pulang pergi menggunakan perahu agar barang dagangannya tersebut dapat sampai di posko pengungsian ini.
Sehari-hari Danis memang berjualan di lantai 1 Raharja Plasa, Masjid Besar Ash-Shofia. Meskipun banjir merendam tokonya, ia tetap berusaha agar dapat berjualan. Menurut Danis, tidak ada perbedaan harga ketika berjualan pada hari biasa maupun saat banjir melanda wilayah Dayeuhkolot ini.
“Saya tidak mencari keuntungan semata. Untung hanya lebih sedikit dari hari biasa, tidak ada bedanya. Yang lebih penting adalah bagaimana agar saya dapat turut serta membantu para pengungsi disini,” tuturnya.
Pengungsi asal Desa Babakan Kecamatan Dayeuhkolot, Kartini (42) merasa terbantu dengan adanya para pedagang tersebut.
“Iya sangat terbantu, soalnya kan disini engga bisa masak dan pemerintah belum ngasih bantuan makanan. Jadi ya kalo mau makan beli dulu kesini,” ujar Kartini saat diwawancarai Jurnalpos, Minggu (13/3)
Reporter : Syifa Silfiani
0 Comment for "Banjir Dayeuhkolot : Bantuan Makanan Tak Kunjung Datang, Pedagang Cari Peluang"